Senin, 03 Juni 2013

BANYUMAS JADI SENTRA GULA KELAPA TERBESAR SE-INDONESIA

BANYUMAS JADI SENTRA GULA KELAPA TERBESAR SE-INDONESIA

WE.CO.ID - Kabupaten Banyumas bakal menjadi sentra gula kelapa terbesar di Indonesia, kata Kepala Seksi Industri Pertanian dan Kehutanan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Banyumas Sri Gito.

"Rencananya, sentra gula kelapa terbesar di Indonesia yang kini telah mendapat sertifikat internasional itu akan diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM pada 5 Juli," katanya kepada wartawan di Purwokerto, Selasa.

Menurut dia, produksi industri gula kelapa di Banyumas saat ini telah menembus pasar nasional dan internasional, seperti Jepang, Singapura, Amerika, dan Jerman.

Dalam hal ini, kata dia, gula kelapa yang diproduksi berupa gula kelapa cetak, gula kelapa kristal (gula semut, red.) murni, dan gula kelapa kristal kombinasi seperti gula kristal jahe.

Ia mengatakan bahwa jumlah perajin gula kelapa di Banyumas sebanyak 26.863 orang yang tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain Cilongok dan Kebasen.

"Secara keseluruhan, produksi gula kelapa di Banyumas dalam setahun dapat mencapai 63.102 ton, dengan rata-rata produksi mencapai 12.236 kilogram per hari. Luas tanaman kelapa di Banyumas mencapai 17.814 hektare," katanya.

Secara terpisah, Ketua Koperasi Nira Satria Cilongok, Nartam Andrea Nusa mengaku baru mendengar rencana diresmikannya Banyumas sebagai sentra gula kelapa terbesar di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM.

"Kemungkinan rencana itu benar, karena saya mendapat undangan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk rapat di Semarang besok (Rabu, red.). Mungkin untuk membahas rencana itu," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku senang kalau Banyumas menjadi sentra gula kelapa terbesar di Indonesia karena gula semut organik buatan perajin di kabupaten ini telah menjadi produk unggulan yang diekspor ke Amerika dan sejumlah negara di Asia.

Menurut dia, perajin gula kelapa saat ini semakin sadar terhadap dampak penggunaan campuran bahan kimia sehingga lebih memilih membuat gula organik.

"Dulu, perajin menggunakan larutan kimia agar gula kelapa tampak lebih terang, namun dampaknya terhadap kesehatan sangat buruk. Saat ini, perajin banyak yang memroduksi gula kelapa organik," katanya (Antara)
BANYUMAS JADI SENTRA GULA KELAPA TERBESAR SE-INDONESIA

WE.CO.ID - Kabupaten Banyumas bakal menjadi sentra gula kelapa terbesar di Indonesia, kata Kepala Seksi Industri Pertanian dan Kehutanan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Banyumas Sri Gito.

"Rencananya, sentra gula kelapa terbesar di Indonesia yang kini telah mendapat sertifikat internasional itu akan diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM pada 5 Juli," katanya kepada wartawan di Purwokerto, Selasa.

Menurut dia, produksi industri gula kelapa di Banyumas saat ini telah menembus pasar nasional dan internasional, seperti Jepang, Singapura, Amerika, dan Jerman.

Dalam hal ini, kata dia, gula kelapa yang diproduksi berupa gula kelapa cetak, gula kelapa kristal (gula semut, red.) murni, dan gula kelapa kristal kombinasi seperti gula kristal jahe.

Ia mengatakan bahwa jumlah perajin gula kelapa di Banyumas sebanyak 26.863 orang yang tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain Cilongok dan Kebasen.

"Secara keseluruhan, produksi gula kelapa di Banyumas dalam setahun dapat mencapai 63.102 ton, dengan rata-rata produksi mencapai 12.236 kilogram per hari. Luas tanaman kelapa di Banyumas mencapai 17.814 hektare," katanya.

Secara terpisah, Ketua Koperasi Nira Satria Cilongok, Nartam Andrea Nusa mengaku baru mendengar rencana diresmikannya Banyumas sebagai sentra gula kelapa terbesar di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM.

"Kemungkinan rencana itu benar, karena saya mendapat undangan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk rapat di Semarang besok (Rabu, red.). Mungkin untuk membahas rencana itu," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku senang kalau Banyumas menjadi sentra gula kelapa terbesar di Indonesia karena gula semut organik buatan perajin di kabupaten ini telah menjadi produk unggulan yang diekspor ke Amerika dan sejumlah negara di Asia.

Menurut dia, perajin gula kelapa saat ini semakin sadar terhadap dampak penggunaan campuran bahan kimia sehingga lebih memilih membuat gula organik.

"Dulu, perajin menggunakan larutan kimia agar gula kelapa tampak lebih terang, namun dampaknya terhadap kesehatan sangat buruk. Saat ini, perajin banyak yang memroduksi gula kelapa organik," katanya (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar