Selasa, 14 Januari 2014

Watak Sengkuni Bermain Di Purwojati Maka Tidak Pernah Maju Warganya

Proses penjaringan perangkat desa Purwojati masih banyak menyisakan persoalan yang ada, hal ini  sudah diprediksi dar awal oleh redaksi / admin karena kami sudah hafal watak orang-orang Purwojati yang masih banyak memiliki watak Sengkuni yang menghalalkan segala cara.Keluguan Ketua P3D Purwojati dimanfaatkan oleh para Sengkuni sehingga mengalami jatuh sakit harus dirawat di Puskesmas Purwojati, itu akibat dari ego Sengkuni yang penting tercapai tujuannya tidak peduli akan mengorbankan orang lain. Itu terbukti ketika orang tua Ketua panitia P3D sedang menhadapi sakaratul maut tetapo sengaja senkuni menyuruh orang untuk agar ketua panitia untuk mengubah dan menandatangani perubahan hasil , padahal waktu itu saat malam hari bukan dalam rapat tetapi sedang menuntun orang tuanya sedang menghaapi maut, orang -orang seperti itu sengkuni yang bertambah gila.


Dari campur tangan pihak luar yang ngrecoki kerja panitia P3D dan beberapa anggota panitia yang culas sehingga kasus penjaringan menjadi bermasalah sampai saat ini. Kepala desa tidak berhak sama sekali untuk campr tangan atau sekedar melihat panitia yang bekerja tapi ada pihak tertentu yang bebas masuk dalam proses karantina dan pembuatan soal dan bahkan ikut dalamnya , hal ini sangat ironis karena begitu ada kasus yang tidak bisa terselesaikan panotoa todak bisa mengambil keputisan sendiri.

Kalau benar ada pejabat pemerintahan kecamatan bsa ikut campur tapi kepala desa tidak hal ini patut dipertanyaakan maksud dan tujuannya, kalau sebagai pemantau tentunya tidak akan ikut dalam teknis penjaringan perangkat. Setelah ada kasus segera untuk dilaporkan kabupaten lalu "hak sakti"panitia dimana ?
Kegamangan Kepala Desa dalam menentkan hasil juga sedikitnya ikut andil bertambah ruwetnya persoalan ini, seharusnya sekarang Kepala Desa mempunyai pendapat dan kewenangannya untuk menentukan hasil P3D.

Selama watak-watak Sengkuni masih berkeliaran di pemerintaha desa-desaPurwojati dan kecamatan Purwojati maka seluruhwarganya susah mengalami kemajuan, karena orang yang  watak sengkuni akan menghabisinya orang yang akan maju,

Senin, 06 Januari 2014

Nyupang Dan Sumpah Pocong di Karangtalun Lor

Swara Purwojati. Kasus terbaru di Karangtalun Lor yaitu adanya warga yang kerasukan (katkanlah si A) sampai berbicara sendiri ketakutan (ngromyang) agar jangan dirinya menjadi tumbah oleh "C" . dan si C memang dicurigai oleh penduduk sekitar memang melakukan pesugihan , sehingga usaha konveksi bisa menghasilkan kekayaan yang tidak wajar bagi penduduk setempat.

Dengan dukungan warga keluarga si A untuk menemui si C agar mengaku telah leakukan pesugihan dengan meminta wadal tetangganya, namun keluarga si A ketika menemui C malah cuma menanyakan apakah punya peliharaan ,tentunya dengan entengya dijawab oleh si C : "ya, saya punya peliharaan ayam, kambing dan lainnya.  Setelah bertanya keluarga si A meminta maaf karena telah melempari batu kerumah si C.

Setelah keluar dari rumah si C tentunya keluarga si A tersebut dicemooh oleh masyarakat setempat mau dibela malah meminta maaf bukannya memaksa si C untuk berani "Sumpah Pocong" kalau dirinya benar-benar tidak melakukan nyupang. Tentunya prosesi sumpah pocong yang gempar tidak jadi dilaksanakan karena ketidakberanian dan kepolosan keluarga si A


Ruwetnya Persoalan P3D Purwojati Karena Banyaknya Yang Bermain

Walau pelaksanaan penjaringan perangkat desa Purwojati telah dilaksanakan namun banyak menyisakan persolalan yang tidak kunjung selesai. Hal ini disebabkan karena ketidaksiapan panitia P3D Purwojati yang dibentuk secara tergesa-gesa, sehingga berbagai aturan yang ada ditabrak. Alasan Pemerintah Desa Purwojati dan BPD Purwojati menyegerakan penjaringan perangkat sampai sekarang saja tidak punya alasan yang kuat, kalau memang yang kosong itu adalah Sekretaris Desa mungkin bisa dimaklumi haru diadakan bulan Desember 2013.

Banyaaknya orang yang bermain mengotak atik dan mempengaruhi panitia sehingga panitia melakukan hal-hal myang diluar kepatutan karena membiarkan orang-orang yang diluar kepanitiaan bisa mempengaruhi hasil keputusan panitia. Kalau memang panitia sudah menentukan seseorang pemenang kenapa masih bisa dipengaruhi untuk dirubah dan menjadi semakin ruwet persoalannya sehingga meenyisakan banyak masalah yang timbul.

Sejak awal panitia bisa tegas untuk menolak intervensi dari pihak luar baik waktu pengkoreksian dan menentukan langkah berikutnya yang tepat sehingga tidak terjadi kesemrawutan. Panitia bisa menolak intervensi Kepala Desa, Camat, atau pejabat lainnya lebih-lebih masyarakat umum yang tidak berkepentingan langsung. Kalau ada pejabat kecamatan atau desa yang ikut mengatur teknik pengkoreksian soal dan teknik kepanitiaan lainnya yang dimaskudkan untuk memenangkan seseorang maka orang tersebut bodoh atau memang bermental korup ? mari kita lihat bersama dan kita nilai orang tersebut apakh orang tersebut masih pantas di Purwojati ?